Sejarah GKPB Bukit Doa

GEREJA KRISTEN PROTESTAN DI BALI (GKPB)

JEMAAT BUKIT DOA – NUSA DUA

 

 

PENGANTAR

Di masa pemerintahan Presiden Soeharto, pada tanggal 22 Maret 1994, atas prakarsa Bapak Yoop Ave yang saat itu menjabat sebagai Menteri Pariwisata,  Pemda Kabupaten Badung menghibahkan lahan seluas dua hektar kepada Bali Tourism Development Center (BTDC) yang sekarang menjadi Indonesian Tourism Development Center (ITDC) di Nusa Dua, di jalan Kuruksetra, di  lingkungan Desa Kampial, Kelurahan Benoa, Kecamatan Kuta Selatan,  untuk membangun sebuah Kawasan pusat peribadatan yang menghadirkan 5 tempat suci  agama yang diakui di Indonesia pada waktu itu yaitu Hindu, Islam, Budha, Katolik dan Kristen Protestan. Proyek ini merupakan bagian dari program pemerintah di bidang agama, yang meliputi pengembangan iman, pengembangan kerukunan antar umat beragama dan keterlibatan umat beragama dalam pembangunan nasional.

 

Kawasan pusat peribadatan ini sendiri  pada akhirnya disebut dengan Kawasan atau Komplek Puja Mandala yang diresmikan pada tahun 1997. Adapun kelima nama bangunan tempat suci yang berbeda dan berjejer dalam Komplek Puja Mandala ini adalah Pura Jagat Natha, Gereja Kristen Protestan Bukit Doa, Vihara Buddha Guna, Gereja Katolik Bunda Maria Segala Bangsa dan Masjid Ibnu Batutah. Sampai saat ini, keberadaan lima tempat suci ini beserta dengan umatnya hidup dalam kerukunan, keharmonisan, toleransi dalam hidup sehari-hari.

 

Bangunan Gereja Kristen Protestan di Bali (selanjutnya disingkat menjadi GKPB) Bukit Doa yang ada di komplek Puja Mandala diresmikan oleh Bapak Bishop Dr. I Wayan Mastra mewakili GKPB dan Pdt Dr. Karl Epting mewakili Gereja Baden di Jerman pada tanggal 22 Maret 1997. Adapun Jemaat GKPB Bukit Doa sendiri  diresmikan pada tanggal 26 Juli 1998. Tahun ini tepatnya tanggal 26 Juli 2021, GKPB Jemaat Bukit Doa merayakan hari ulang tahun ke 23. Perayaan ini rencananya dilaksanakan dengan ibadah syukur dan sarasehan di gedung gereja lantai 2, tetapi karena PPKM darurat covid-19 masih berlaku, maka ibadah syukur ini dilaksanakan dengan zoom meeting. Dalam updated sejarah ini, ada beberapa hal yang mau dijelasakan diantaranya :

 

  1. Perkembangan Pelayanan para pelayan dan jemaat GKPB Jemaat Bukit Doa .
  2. Masalah dan tantangan yang dihadapi serta penyelesaiannya.
  3. GKPB Jemaat Bukit Doa, tetap kokoh dimasa pandemic covid 19.

 

 

1. PERKEMBANGAN PELAYANAN

Perkembangan dari periode ke periode pelayanan dari sejak berdirinya sampai saat ini GKPB Jemaat Bukit Doa sudah dilayani oleh 10 pelayan (Pdt GKPB) yang diutus oleh Sinode GKPB. Kesepuluh pelayan tersebut:

 

  1. Pdt I.B Kemenuh, S.Th (1996-1998)
  2. I Nyoman Yohanes M.Th (1998-1999)
  3. I Ketut Sudiana, M.Th (1999-2004)
  4. Pdt I Gede Eka Santosa, S.Th (2004-2012)
  5. Pdt Ni Luh Yuni Ambarawati, S.Si Theol (2010-2012)
  6. I Made Dwi Adnyana Putra, S.Si Theol, MM (2012-2016)
  7. Justus Abraham Lawalata, M.Th (2015-2016)
  8. Made Gunaraksawati Mastra ten veen, SE, M.Div (2016-2020)
  9. Paulina Jansri Dangga, S.Si.Theol (2018-2024)
  10. I Nengah Suama, M.Th (2020-2024)

 

Sampai hari ini GKPB Jemaat Bukit Doa berjumlah 225 KK, 752 Jiwa (203 Warga tetap dan 22 warga titip/Simpatisan).

 

2. MASALAH DAN TANTANGAN YANG DIHADAPI

 

Teringat dengan Firman Tuhan yaitu perumpamaan tentang penabur dalam Matius 13:24-30 dikisahkan bahwa Kerajaan Sorga itu seumpama orang yang menaburkan benih yang baik di ladangnya, tetapi saat dia tidur datanglah musuhnya menaburkan Lalang diantara gandum. Gandum dan Lalang tumbuh bersama, kemudian hamba-hamba tuan itu ingin mencabut Lalang itu, tapi tuan itu melarangnya sebab pada saat Lalang dicabut, maka gandumpun akan tercabut. Tuan itu memberi perintah agar saat panen tiba, Lalang dikumpulkan untuk dibakar dan gandum dikumpulkan dan disimpan dalam lumbung. Jadi musim panenlah yang menjadi penentunya, mana yang memberi buah, itulah yang disimpan dan dirawat. Orang yang bertahan dalam iman, tetap setia apapun keadaannya itulah yang akan menghasilkan buah, yang mendapat kedudukan dalam kerajaa Sorga. Tetapi yang bekerja, tapi tidak setia dan tidak member hasil, diikat dan dibakar.

 

Perumpamaan ini memberi gambaran disepanjang sejarah gereja akan selalu ada tantangan, pergumulan dan masalah. Justru dalam masalah itulah iman Kristen akan tumbuh dan semakin kuat sehingga menghasilkan buah. Masalah yang sempat dihadapi oleh Jemaat adalah masalah keuangan, masalah pemekaran jemaat, masalah penanganan pelayanan wedding, masalah pemeliharaan gedung gereja, masalah tembok di lantai minus 6 yang roboh dll. Dengan adanya masalah tersebut, membuat jemaat semakin solid dan kokoh didalam iman, terbukti sampai saat ini persekutuan dan pelayanan dapat berjalan dengan baik.

 

Tentang pemekaran, yang sempat dipikirkan bersama bahkan sudah membangun Gedung POS PI di daerah Jimbaran, tetapi ketika pemekaran itu terjadi justru bukan ke Jimbaran tapi ke daerah bukit yaitu di Goa Gong, dengan nama “Bukit Sion”. Setelah melewati kurang lebih 8 tahun, hubungan GKPB Bukit Doa dan GKPB Bukit Sion menjadi pulih Kembali, mesra seperti dulu waktu masih menjadi satu.

 

Masalah keuangan sudah diperbaiki dan saat ini laporan keuangan semakin transparan, sistim pembukuan yang bagus, pengelolaan yang bagus telah meningkatkan kepercayaan jemaat,  sehingga terbukti dimasa yang tersulit sekalipun jemaat dengan kesadarannya sendiri tetap semangat memberi persembahan kepada Tuhan, sehingga berkat Tuhan terus mengalir di GKPB Bukit Doa.

 

Demikian juga tentang pemeliharaan, sekalipun sudah berusia 23 tahun gedung Gereja tetap asri dan kokoh bahkan tambah indah, setelah direnovasi tahun lalu. Tembok yang roboh hampir 3 kali dari sejak dibangun, saat ini sudah berdiri tembok yang kokoh dengan konstruksi bangunan tembok yang kuat. Penataan halaman dan taman yang baik, membuat Gedung gereja, semakin asri dan lestari. Lagu KJ 408 Di Jalanku ‘Ku diiring atau terjemahan yang lain, sepanjang jalan Tuhan pimpin… menegaskan bahwa Tuhan yang menuntun kita, Tuhan yang menuntun gereja-Nya, suka dan duka yang dijumpai adalah untuk kebaikan ku. Suka dan duka, kesenangan dan masalah itu seimbang, semuanya untuk kebaikan kita. Kesadaran akan hal ini telah membuat gereja bertahan dan terus semangat memberitakan InjilNya sampai hari ini.

 

3. GEREJA TETAP KOKOH DIMASA PANDEMIC COVID 19 

 

Memasuki periode terakhir pelayanan gereja GKPB dengan tema “Menjadi Gereja Yang Memberkati” periode pelayanan 2016-2020, dunia digoncang dengan adanya virus corona 19 yang disingkat covid-19. Covid-19 benar-benar sudah merubah tatanan masyarakat dunia yang mapan, canggih dan modern, menjadi suatu peradaban baru atau era baru. Hidup dalam era baru yang rentan dengan covid-19 dengan varian-varian atau jenis-jenis yang terbaru terus-menerus mengancam eksistensi kehidupan masnusia.

 

Hidup di era baru ini, kita harus menutup wajah dengan menggunakan masker, menjaga jarak, mencuci tangan, mengukur suhu tubuh dan bekerja dari rumah. Gedung gereja dan rumah-rumah ibadah ditutup, kemudian dibuka pelan-pelan dengan pembatasan dan pengawasan yang ketat, ini bisa berakibat matinya iman, hilangnya harapan dan semangat dalam bergereja. Ibadah lewat live streaming atau lewat zoom adalah satu-satunya alternatif yang tersedia, keterbatasan ilmu pengetahuan dan kurangnya biaya internet menjadi hambatan dalam melaksanakan ibadah model ini. Mereka yang di PHK, yang terlilit hutang yang terkena virus menjerit tiada henti mengharapkan belas kasihan dari pemerintah atau dari orang lain yang masih bisa bertahan. Dimana Tuhan?

 

Setelah satu setengah tahun lebih dari Maret 2019-Agustus 2021, jemaat masih bertahan, belum ada yang murtad meninggalkan Tuhan, belum ada yang meninggal karena covid 19 (untuk Jemaat Bukit Doa). Semua bertahan, bertahan didalam Iman, bertahan didalam kesususahan dan kekurangan, bertahan untuk terus beribadah sekalipun lewat live streaming, bertahan untuk memberi bantuan. Sudah terbukti bahwa lebih dari 1,4 Ton beras telah dikumpulkan oleh warga jemaat, untuk membantu keluarga-keluarga yang membutuhkan beras. Inilah mujizat Tuhan. Jemaat tetap bertahan dimasa pandemic covid 19. Kekuatan Tuhan, kemurahan Tuhan, penyertaan Tuhan masih ada. Firman Tuhan dalam Roma 8 : 28 mengingatkan dan menguatkan kita semua: “Kita tahu sekarang, bahwa Allah turut bekerja dalam segala sesuatu untuk mendatangkan kebaikan bagi mereka yang mengasihi Dia, yaitu mereka yang terpanggil sesuai dengan rencana Allah”.

 

Kita tahu Tuhan turut bekerja untuk mendatangkan kebaikan. Kebaikan Tuhan itu terbukti dengan memanggil dan memilih anak-anakNya untuk meneruskan pelayanan di kemajelisan yang baru untuk periode pelayanan 2021-2025. Sesuatu yang sangat membanggakan, dimasa yang sulit, dimasa yang susah justru ada 19 warga jemaat yang mempersiapkan diri untuk melayani Tuhan lewat pelayanan di kemajelisan. Mereka siap mengabdi kepada Tuhan dengan hati tulus, dengan semangat untuk mengabdi kepada Tuhan dan menolong sesama dengan hati yang murni. Semua ini adalah bukti, bahwa gereja Tuhan tetap berdiri kokoh sekalipun badai menghempas, covid 19 mengganas, kemiskinan mengancam, tetapi kuasa Tuhan lebih dahsyat dan luar biasa, kesulitan dan tantangan telah memampukan jemaatnya bertahan dalam Iman dan percaya kepada Tuhan.

 

PENUTUP

Inilah sekelumit update tentang sejarah GKPB Jemaat Bukit Doa Nusa Dua, semoga dapat menginsiprasi serta menjadi berkat bagi saudara-saudara semua. Tuhan menjaga, menguatkan dan memberkati kita.

 

Bukit Doa Nusa Dua,12 Agustus 2021

 

Pdt. Nengah Suama, M.Th & Pdt.Paulina Jansri Dangga,S.Si.Teol